TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan keamanan siber, Kaspersky, mengungkap risiko kebocoran data pada aplikasi layanan pengiriman makanan (food delivery). Perusahaan yang berkantor pusat di Rusia itu menjelaskan basis data layanan food delivery mungkin tidak berisi informasi pembayaran, tapi kebocoran data dapat menyebabkan masalah besar.
Lalu, data apa saja yang bocor?
Pertama, layanan pengiriman mungkin tidak membocorkan detail perbankan karena perusahaan tersebut tidak menangani data tersebut. Beberapa dari perusahaan itu menggunakan gateway pembayaran yang dikontrol bank penerima, nomor kartu dimasukkan di situs web bank, lalu pedagang bahkan tidak melihatnya, apalagi menyimpannya.
“Bahkan jika akun perbankan ditautkan, ini terjadi di sisi bank, dan pedagang hanya menerima ID yang mengikat,” ujar pihak Kaspersky, lewat keterangan tertulis yang dikutip Ahad, 12 Maret 2023. “Meski demikian, kebocoran dari layanan pengiriman makanan umumnya lebih berbahaya dari marketplace.”
Menurut Kaspersky, pesanan yang ditempatkan di marketplace dapat diambil di tempat pengambilan atau kantor pos. Sedangkan pesanan makanan selalu dikirimkan langsung ke pelanggan, seperti rumah atau kantor mereka.
“Kami berbicara tentang data yang sangat pribadi di sini yang dapat menghubungkan seseorang ke nomor telepon dan alamat fisik, serta memberikan informasi tentang kekayaan dan pola perilaku kehidupan pelanggan,” tulis Kaspkersky.
Selanjutnya: Dampaknya, jelas kebocoran data tersebut bisa...